CSR BERTANGGUNGJAWAB ATAS DAMPAK EKONOMI DAN SOSIAL


Wednesday, 16 December 2009 10:47


http://news.id.finroll.com/ekonomi/ekonomiakeuangan/189344-crs-bertanggungjawab-atas-dampak-ekonomi-dan-sosial.html


Sorowako, Sulsel, 16/12 (Antara/FINROLL News) -
CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan keputusan strategis yang menyeluruh dan bertanggung jawab atas dampak ekonomi maupun sosial yang ditimbulkan perusahaan kepada para pemangku kepentingannya (stakeholders).

Baik itu internal maupun eksternal beserta lingkungan tempat perusahaan atau organisasi tersebut berada, kata instruktur CRS dari Universitas Trisaksi Jakarta, Maria R. Nindita Radyati, Phd (Cand) yang sedang melakukan pelatihan CRS di Perusahaan tambang nikel PT Inco di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Rabu.

Di Indonesia saat ini, pemahaman atas tanggung jawab sosial (CSR) pada umumnya masih sebatas "charity, philanthropy dan community development (comdev)". Bahkan di banyak perusahaan kebijakan tanggung jawab sosial dibebankan kepada Departemen Humas.

Untuk meningkatkan pemahaman, wawasan, keterampilan dalam bidang CSR, Inco bekerjasama dengan Pascasarjana Universitas Trisakti-Program Magister Manajemen CSR menggelar pelatihan CSR bersertifikat di Sorowako, yang dimulai pekan ini hingga pertengahan 2010.

"Kami berharap kepada program MM CSR Trisakti ini dapat memberikan ilmu yang benar tentang CSR, sekaligus memperluas jaringan dan inspirasi tentang implementasi CSR yang baik," ujar Manager Regional Government Relations and Communication PT Inco, Tri Rahman Batara pada pembukaan pelatihan CSR.

Pelatihan CSR antara lain diikuti para staf Departemen External Relations, Utilities, Rumah Sakit PT Inco, Provincial External Relations (Makassar), Karebbe Project, serta Bahodopi dan Pomala Project.

Menurut Maria R. Nindita Radyati, Phd (Cand), Program Koordinator MM-CSR, Universitas Trisakti adalah pionir di Indonesia yang menyelenggarakan program Strata-Dua (S2) dengan memberikan pendidikan filosofi yang benar mengenai CSR dilengkapi dengan kasus-kasus nyata CSR di Indonesia.

"Kami sangat mendukung program kerja sama dengan Inco karena ini bisa menjadi salah satu upaya kami memberikan yang terbaik untuk mewujudkan CSR yang benar. Dalam artian mulai dari mengetahui, memahami, menyakini dan akhirnya melakukan implementasinya," ujar Maria.

Materi pelatihan dalam CSR training ini antara lain CSR and Sustainability Basic, Case Study about CSR, CSR Stakeholders Theory, CSR Visioning and Goal Setting, Community Development Practices and Hints, Social Entrepreneurship and Local Wisdom, dan CSR Leadership.

"Dalam pelatihan ini kami juga akan mengundang Profesor dan ahli CSR dari luar negeri yang sudah berpengalaman, baik secara teori mapun praktik CSR. Itu semua untuk memberi kecakapan pengetahuan yang keterampilan dalam mewujudkan CSR yang terbaik. Karena CSR yang baik antara lain dapat meningkatkan citra dan reputasi suatu perusahaan," ujar Maria.

Selain Maria, nara sumber dalam pelatihan ini antara lain adalah Ir Emil Sumirat MBA, yang membawakan materi tools (alat) untuk CSR, dan Silverius Oscar Unggul, praktisi CSR yang telah mendapat penghargaan Social Entrepreneur of the Year dari Ernest & Young tahun 2008 dan juga sebagai ?Young Global Leader? dari World Economic Forum.

Silverius Oscar Unggul, antara lain berhasil membidani Koperasi Hutan Jaya Lestari di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara sebagai embrio pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan pengelolaan hutan untuk produk-produk kayu dengan sertifikat Forest Stewardship Council (FSC).

Menurut Silverius, perlu membangun mimpi bersama dalam suatu komunitas yang akan diberdayakan dan kemudian direalisasikan dalam suatu identifikasi satu produk unggulan yang diterima pasar dalam jangka panjang.

Sementara ini di dunia hanya ada 23 perusahaan atau organisasi yang memperoleh sertifikat FSC untuk kayu yang mereka jual, salah satunya Koperasi Hutan Jaya Lestari. Kalau dulu kayu jati tanpa sertifikat tersebut harganya Rp600.000 per meter kubik, sekarang dengan bersertifikat harga kayunya menjadi Rp6.400.000.

"Bahkan kini dari Inggris sudah ada tawaran harga kayu yang bersertifikat menjadi sekitar Rp30 juta per meterkubik. Nah ini salah satu bentuk CSR yang tetap menjaga kearifan lokal bahkan meminimalkan penebang liar, sekaligus melestarikan hutan. Saya berharap PT Inco terus meningkatkan program-program CSR yang bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan," ujarnya. ***3***(T)

Postingan populer dari blog ini

CSR directive to favor firms

CSR dan Berbagi Kasih